
5 Macam Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis
Masa pandemi seperti sekarang ini, banyak yang mulai beralih ke profesi pertanian, karena banyak industri yang sudah gulung tikar dan dirasa usaha yang mampu bertahan dari pandemi yaitu pertanian. Maka ilmu-ilmu terkini tentang pertanian perlu disebarkan, salah satunya sistem penyiraman tanaman otomatis. Berikut ini macam-macam sistemnya, antara lain:
1. Sistem Tetes Atas
Tanaman bisa tumbuh dan sehat jika pupuknya kualitas bagus, dan adanya penyiraman yang rutin. Masih banyak petani yang melakukan penyiraman tanaman manual dengan cara membawa air menggunakan ember, kemudian mengirimkannya ke tanaman.
Namun, sistem ini perlahan ditinggalkan. Hal ini karena dirasa tidak efisien lagi. Apalagi bagi petani yang memiliki lahan sawah yang sangat luas. Kalau menggunakan cara manual, maka harus mempekerjakan banyak karyawan.
Jadi muncullah sistem penyiraman dengan menggunakan metode tetes atas. Sistem tetes atas yaitu penyiraman tanaman dengan menggunakan pipa dan botol bekas yang ditaruh diatas tanaman. Caranya yaitu gunakan tandon dan pasang tandon itu diatas tanah. Tandon ini yang digunakan untuk menampung air penyiraman.
Kemudian pasang pipa dan letakkan pipa itu diatas tanaman. Lubangi pipa supaya air bisa menetes ke tanaman. Jika sudah selesai, maka isi tandon dengan air. Kemudian alirkan air ke pipa. Lihat tetesannya, jika terlalu banyak, maka bisa kurangi alirannya.
2. Sistem Tetes Bawah
Penyiraman juga bisa dengan sistem tetes bawah. Sistem ini hampir sama dengan sistem tetes atas. Hal yang membedakan yaitu pada peletakan tandonnya. Pada sistem bawah, tandonnya terkubur didalam tanah. Sedangkan pipanya diletakkan disamping tanamannya. Hal ini lebih efisien dan praktis, karena airnya sudah terletak di tandon bawah.
Namun cara ini juga bisa berantakan apabila penataan pipanya tidak teratur. Selain itu, bisa juga mengganggu aktivitas petani, karena pipa-pipa tersebut diletakkan dibawah tanah. Jadi usahakan pengaturan pipanya tepat.
3. Sistem Berbasis Arduino
Inovasi dalam pertanian terus dilakukan, berbagai upaya yang bersifat manual telah dikembangkan untuk dijadikan otomatis. Termasuk pada metode penyiraman baru yang sudah otomatis yaitu dengan sistem berbasis Arduino. Arduino ini menggunakan komponen-komponen elektronik.
Pemasangan sistem ini tergolong rumit bagi orang awam, karena butuh beberapa komponen lainnya selain Arduino. Komponen itu berupa sensor kelembaban tanah, kabel jumper, dan module relay. Selain itu, pemasang juga harus memahami bahasa per-coding-an yang bakal dimasukkan ke sistem Arduino
4. Sistem Berbasis Sprinkler
Ada berbagai sistem penyiraman yang bisa digunakan supaya tanaman tidak kekurangan air. Sistem penyiraman tanaman otomatis berbasis sprinkler ini banyak dijumpai di Indonesia. Hal yang menarik dari sistem ini yaitu tidak hanya menyediakan air yang cukup bagi tanaman, tapi bisa juga menjaga kadar kelembapan dan pemberian pengobatan pada tanaman.
Cara pemasangannya pun tidak rumit. Cukup sediakan pipa paralon dan nozzle saja. Pancuran air dari nozzle ini akan membasahi seluruh daerah tanaman. Bahkan sistem ini bisa dikendalikan dengan menggunakan ponsel pintar dengan bantuan aplikasi. Jadi petani tinggal melakukan supervisi saja, tanpa perlu banyak terlibat dalam aktivitas penyiraman.
5. Sistem Berbasis Pompa Tata Surya
Penggunaan sistem dengan penyiraman yang otomatis tentu mampu lebih praktis. Namun biaya operasional yang digunakan bisa jadi lebih besar. Terutama pada penggunaan pompanya. Pompa yang digunakan oleh petani, kebanyakan adalah pompa dengan bahan bakar minyak yang biayanya tentu besar.
Badan Litbang telah mengembangkan sistem yang lebih modern yang bisa dipadukan dengan sistem lainnya.Sistem tersebut yaitu penggunaan pompa tata surya. Teknologi ini tentu sangat efisien karena hanya membutuhkan sinar matahari untuk menggerakkan pompanya.
Demikian 5 sistem penyiraman tanaman otomatis yang bisa dipelajari untuk pertanian Indonesia yang lebih maju. Semoga bisa dikembangkan tidak hanya di daerah perkotaan tetapi juga daerah pedesaan, pelosok, dan daerah perbatasan.
Baca: Cara Budidaya jamur Merang Menggunakan Anakan F3